Kamis, 01 Januari 2009

Perayaan Tahun Baru

Perayaan tahun baru di Pontianak tak kalah meriahnya dengan perayaan tahun baru di kota-kota lainnya.

Pesta kembang api mewarnai langit di Pontianak. Ratusan bahkan ribaun warga berlomba menyalakan kembang api di berbagai sudut kota.

Kemeriahaan tahun baru di hotel-hotel tak kalah serunya. Berbagai acara dan perhelatan digelar mulai acara musik, dancer, penampilan model dan lain-lain.

pukul 03.00 dini hari suasana kota masih ramai. ratusan kendaraan masih memadati ruas jalan di kota Pontianak. Beberapa kafe dan tempat hiburan masih dipadati warga.

Kota ini tak pernah sepi dari aktifitas warga, bahkan hingga larut malam. Met tahun baru 2009.......semoga tetap semangat dan jaya selalu

Jumat, 26 Desember 2008

Lupa Parkir Motor di Mana

Ada-ada aja kelakuan si Ishak...
Fotografer ini panik bukan kepayang ketika lupa memarkir motornya di mana

Saat berangkat ke Kakap-untuk motret kebakaran-, motornya tiba-tiba mogok di tengah jalan. Ia lalu berusaha membunyikan kendaraannya, namun ternyata motor Honda Astrea Grand 97 miliknya tak kunjung bunyi.

Karena dikejar waktu, pria berbadan besar ini langsung memarkir motornya di salah satu rumah warga di tepi jalan.

Ia kemudian menghentikan seorang pengendara dan numpang hingga ke lokasi terjadinya kebakaran. Tiba di lokasi, tak kurang puluhan bahkan hampir mencapai ratusan frame ia habiskan untuk memotret peristiwa kebakaran itu.

Ishak terlihat begitu bersemangat, apalagi ini moment langka yang jarang terjadi, khususnya di Kakap. Tak kurang 20 ruko ludes di lalap api.

Suasana haru dan sedih menyelimuti para korban. Mereka berupaya menyelamatkan barang yang tersisa. Warga sekitar bahu-membahu memadamkan api dan berusaha mencari sumber air seraya menunggu kendaraan pemadam kebakarn tiba di lokasi.

Merasa cukup dengan hasil pemotretan yang ia dapatkan. Ishak lalu kembali ke Pontianak dengan menumpang seorang pengendara.

Di tengah perjalanan, ia bingung mencari motornya. "Saya lupa memarkirnya di mana tadi," ujarnya. Kepanikan pun mulai muncul ketika 20 menit berputar-putar mencari motornya, ia tak berhasil menemukan lokasi parkirnya.

Setidaknya ia dua kali bolak-balik mengitari jalan poros Kakap hanya untuk mencari motornya. "Motor saya hilang, Bang," ujarnya dari balik telepon.


Wilayah Kakap memang dikenal luas. Jalan poros yang lurus dan di sisi kiri dan kanannya adalah hamparan sawah, dan jarangnya rumah penduduk, bisa jadi penyebab Ishak bingung menemukan tempat parkir motornya.

Namun selama hampir satu jam diliputi kepanikan, ia akhirnya berhasil menemukan motornya di salah satu kios BBM -padahal motornya mogok bukan karena kehabisan BBM-...he...he....

Senin, 22 Desember 2008

Seseorang yang biasa saya sapa dengan sebutan 'cuplis' beberapa hari ini nggak terlihat lagi. Ia cabut setelah pimpinan meminta untuk memilih satu di antara dua pilihan yang mungkin cukup sulit.

Namun itulah yang terjadi. Lantaran informasi ia menerima sesuatu dari nara sumber, ia pun harus memilihsatu di antaranya.

Awalnya, ia mengaku sudah berupaya tuk menolak semua pemberian itu. Namun karena didesak, ia pun lalu menerimanya.

"Saya sudah menolak, namun yang bersangkutan tetap memberi," ujarnya. Hampir semua yang bergelut di dunia jurnalistik pernah mengalami hal yang sama.

Ada yang menilainya pemberian itu biasa ada juga yang menilainya tak biasa -tak bisa-.
Dan soal ini, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan.

Di antaranya, hubungan pertemanan, persahabatan, teman karib, hubungan kekeluargaan, relasi, mitra, dan lainnya.

Sejauh ini belum ada kabar dari si cuplis itu. Apakah ia sudah memiliki pekerjaan baru atau belum. Namun setidaknya pengalaman bekerja di Tribun bisa jadi bekal saat ia kembali terjun di media.

Kamis, 11 Desember 2008

Si 'Cuplis' Mulai Bisa Mengemas Berita dgn Baik

Seorang wartawan di tempatku bekerja beberapa hari ini mulai mengalami sedikit kemajuan. Dia mulai bisa mengemas berita dengan baik. Jika awalnya, berita yang ia tulis sulit untuk untuk menangkap maksudnya, namun kali ini perlahan-lahan ia bisa menyusun struktur kalimat dengan bagus.

Cerita, kejadian, atau peristiwa yang coba ia gambarkan di lead mulai dapat ia jelaskan dengan baik, meskipun masih ada peletakan kata atau kalimat yang loncat.
Sepertinya ia mulai mengerti dan memahami konsep 5 W + 1 H.

Ini tentu kemajuan yang cukup menggembirakan. Saya atau kawan-kawan redaktur lainnya tentu tidak dibuat kelimpungan dan harus teriak-teriak lagi memanggilnya setiap kali ada kalimat yang tidak dimengerti.

Terkadang, saya harus teriak memanggilnya jika ada kata atau kalimat yg membuat kepala paniang - meminjam istilah bos saya Mas Albert - artinya pusingggggg...he...

Yang tak kalah bikin kita pusing jika ia keliru menuliskan nama seseorang. Ini yang bisa bikin fatal. Seseorang bisa komplain dengan penulisan namanya yang salah.

Bahkan, seorang petinggi di Imigrasi Pontianak enggan diwawancarai lagi dengan alasan ia kesal lantaran beberapakali penulisan namanya salah di koran kami...buzzzzzzz....
Saya nggak tahu, apakah ia wartawannya yang salah menuliskan nama atau wartawan lain.

Saya masih sangat berharap agar petinggi di Imigrasi itu melunak dan tidak memperlihatkan wajah muramnya lagi saat didatangi wartawan kami.

Mungkin, ucapan maaf yang pantas kami utarakan ke dia agar ia bisa sedikit tersenyum.
Selamat bagi si Cuplis yang mulai mengalami kemajuan.

Jumat, 28 November 2008

Kedatangan Biro Iklan Beri Rezeki

Luar biasa............'serbuan' malam ini terbilang banyak sehingga tak satupun kru Tribun Pontianak yang ketinggalan mencicipi jajanan yang disiapkan - sebenarnya bagi biro iklan Jakarta - itu.
Ada untungnya juga kawan-kawan Biro Iklan Jakarta datang ke redaksi.
Selain bisa kenalan, ternyata memberi rezeki, apalagi kalau bukan barang 'serbuan' itu.
Siapa yang mengira, jika kue yang disiapkan bagi mereka terbilang banyak.
Mulai dari donat J-Co, kacang telor, teh sosro (kotak), kacang kulit garuda, hingga makanan pinggiran jalan pisang molen.
Tapi, makanan yang terakhir ini dibeli atas patungan kawan-kawan lho..
Sesaat setelah Biro Iklan meninggalkan redaksi, tiba-tiba -seperti biasanya- komando seru langsung menggema seisi ruang redaksi.
Serentak, bagaikan semut, kru rekasi langsung menyerbu ke dua sasaran, satu ke saudara Lamhot yang membawa donat J-Co, satu lagi ke saudara Menprod, Bang Turnip, yang membawa kacang telur.
Sontak suasana jadi gaduh. Turnip tak bisa berbuat apa-apa. Seketika, piring yang tadinya penuh dengan kacang, hanya dalam hitungan detik ludes diembat kru redaksi, begitupun yang dialami Lamhot.
Donat J-Co, yang begitu menggiurkan, langsung diserbu dan tak satupun yang tersisa. Malam ini mungkin malam yang mampu memecahkan rekor terbanyak kue yang diserbu.
Belum lagi dua kantong pisang molen yang menyusul tiba di redaksi.
Meski sudah terbilang kenyang, redaksi tetap menyerbu makanan ini.
Luar biasa......................
Untung saja, plastiknya nggak sampai ikut diembat...he...he....